Rabu, 05 April 2023

Piramida Kebutuhan Maslow


Sejak di jenjang sekolah dasar, kita diajarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama manusia yang jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka seorang individu akan kesulitan menjalani hidupnya. Kebutuhan primer sebagaimana yang dimaksud adalah sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal).

Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan prioritas kedua individu yang bertujuan untuk melengkapi kebahagiaan manusia. Kebutuhan sekunder sebagaimana yang dimaksud seperti mesin cuci, gawai, dan peralatan elektronik lainnya. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan prioritas ketiga seorang individu. Kebutuhan tersier sebagaimana yang dimaksud adalah seperti barang-barang mewah, liburan ke luar negeri, dan sebagainya.

Tapi, tahukah kamu jika kebutuhan manusia dapat dibagi tidak hanya seperti diatas? Perkenalkan Abraham Maslow (1908-1970), seorang psikolog yang menciptakan klasifikasi kebutuhan tersendiri. Abraham Maslow adalah seorang psikolog beraliran humanistik, yaitu aliran psikologi yang membahas tentang manusia seutuhnya yang diperoleh berdasarkan studi terhadap orang-orang sehat dan berfungsi sepenuhnya (full fungtioning) (Schultz & Schultz, 2011).

Dalam Schultz & Schultz (2011) disebutkan bahwa Maslow mengklasifikasikan kebutuhan manusia menjadi 5 tingkat dalam bentuk piramida. Piramida yang kemudian dikenal sebagai piramida kebutuhan Maslow ini bersifat hierarki, sehingga kebutuhan di tingkat lebih tinggi tidak akan aktif jika kebutuhan di tingkat rendah belum terpenuhi. Berikut pembahasan mengenai piramida kebutuhan Maslow.


- Di tingkat paling dasar, ada kebutuhan fisiologis. Yang termasuk kebutuhan fisiologis ini seperti kebutuhan akan udara, makan dan minum, pakaian, hingga kebutuhan seksual.

- Di tingkat kedua, ada kebutuhan rasa aman. Yang termasuk kebutuhan rasa aman ini adalah kebutuhan akan perlindungan, keamanan, stabilitas, dan terbebas dari rasa takut dan keterancaman.

- Kemudian ada kebutuhan cinta atau sosial di tingkatan ketiga. Pertemanan, keintiman, kasih sayang dan sejenisnya termasuk dalam tingkatan ini.

- Di tingkat selanjutnya, ada kebutuhan harga diri. Contoh dari kebutuhan harga diri seperti prestasi, kemandirian, prestige, self respect, hingga pengakuan dari orang lain.

- Di tingkatan paling atas ada kebutuhan aktualisasi diri. Contohnya adalah realisasi potensi diri, pertumbuhan personal, hingga pengalaman puncak.

Menurut Maslow, aktualisasi diri merupakan motivasi dasar yang dimiliki seorang individu sejak lahir. Walaupun setiap individu memiliki cara yang berbeda untuk mengaktualisasikan dirinya, namun sejatinya seorag individu, becoming, terus berkembang dan senantiasa menemukan makna penting bagi diri dan kehidupannya (McLeod, 2014).

Menurutnya, seorang individu yang telah berada di tahap aktualisasi diri memiliki motivasi untuk mengabdikan diri pada sesuatu diluar dirinya yang ia sebut metamotivation. Seiring perkembangan waktu, pada 1970-an Maslow kemudian berpandangan bahwa puncak kebutuhan seorang individu tidak hanya sebatas pada aktualisasi diri, tetapi transendensi diri (self transendence). Individu yang mencapai tahap ini akan melampaui batasan personal, mengidentifikasikan diri dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya, dan mengalami berbagai pengalaman interpersonal. Gagasan transendensi diri ini kemudian membawa Maslow mendirikan aliran baru dalam psikologi yang berbeda dari psikologi humanistik, yaitu psikologi transpersonal (Rahman, 2018).

 

REFERENSI

McLeod., S.A. (2014). Maslow’s Hierarchy of Needs. Diunduh dari www. simplypsychology.org/maslow.html

Rahman AA. (2018). Sejarah Aliran Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok: Rajawali Press.

Schultz DP & Schultz SE. (2011). A History of Modern Psychology, 10th Edition. Wadsworth, USA. 

Continue reading Piramida Kebutuhan Maslow

Kamis, 16 Maret 2023

Review Film Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang (2023)



Film Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang (2023) adalah sekuel kedua dari film yang sebelumnya tayang pada 2020 berjudul "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini". Kedua film ini diangkat dari buku karya Marchella FP. Kedua film ini diproduksi oleh rumah produksi yang sama, yaitu Visinema Production. 


Selain itu, kedua film ini digarap oleh sutradara yang sama pula, sutradara kenamaan Indonesia yang juga menggarap film berjudul "Mencuri Raden Saleh" (2022) yang sempat booming beberapa waktu lalu. Sutradara tersebut adalah Angga Dwimas Sasongko. Bukan hanya itu, kedua film ini juga dibuka oleh lagu dari penyanyi yang sama, Kunto Aji. Jika film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2020) dibuka dengan lagu berjudul Rehat, maka di film Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang (2023) dibuka dengan lagu berjudul Saudade. 


Di film sebelumnya bercerita tentang kehidupan keluarga Awan (Rachel Amanda) dengan penceritaan yang sangat relate dengan kehidupan penonton. Dalam film tersebut, tokoh Aurora (Sheila Dara) sendiri kurang mendapat sorotan jika dibandingkan dengan adiknya, Awan dan kakaknya, Angkasa (Rio Dewanto). Sedangkan film ini berkisah tentang kehidupan Aurora yang merantau ke London, Inggris, guna mengejar cita-citanya. Ia kemudian harus berjuang keras untuk bisa bertahan hidup di negeri orang dan jauh dari orang tua dan keluarganya. Awan dan Angkasa adalah dua tokoh yang paling disorot dalam film pertama, sehingga eksistensi mereka berlanjut hingga ke sekuel dari film tersebut. Namun, ada kehadiran tokoh baru dalam film ini, mereka adalah Honey (Lutesha), Kit (Jerome Kurnia), dan Jem (Ganindra Bimo). Ketiga orang ini adalah orang-orang terdekat Aurora selama menempuh pendidikan di London.


Film yang rilis pada 2 Februari 2023 ini dimulai dengan pertengkaran hebat antara Aurora dengan kekasihnya bernama Jem. Karena tabiat buruk Jem yang sulit mengendalikan emosi dan cenderung menyalahkan keadaan dan orang lain atas kegagalannya, ia sampai melempar ponsel Aurora hingga rusak, sehingga ia tidak bisa menyelesaikan studinya. Hal tersebut menghalangi Aurora mengurungkan niatnya untuk mengabari keluarganya di Jakarta hingga dua bulan. Hal itu membuat Aurora harus tinggal bersama temannya, Honey yang sudah lama tinggal di sana. Honey memiliki karakter pekerja keras dan sudah dianggap sebagai kakak sendiri oleh Aurora semenjak ia menetap di London. Selain Aurora dan Honey, adapula teman lainnya, yaitu Kit yang merupakan laki-laki keturunan Jerman-Thailand. Sama seperti Honey, Kit merupakan sosok pekerja keras untuk meraih mimpi di London.


Sayangnya, menetap di London membuat Aurora harus jauh dari keluarga. Bahkan, ia sempat hilang kontak dengan keluarganya di Indonesia. Hal ini membuat Angkasa dan Awan memutuskan untuk mencari Aurora ke London. Angkasa dan Awan berfirasat bahwa Aurora sedang dalam kesulitan untuk bertahan hidup di London. Mereka akhirnya berusaha membujuk Aurora untuk kembali ke Indonesia. Namun, Aurora tidak mudah dibujuk.


Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara mengungkapkan, bahwa penonton memang sengaja dibawa untuk mengalami ketidaksepahaman dan menyalahkan Aurora yang tidak memberikan kabar kepada keluarga dan bersimpati kepada Awan dan Angkasa. Namun itu tidak berlangsung lama, sebab penonton akan diajak menangis bersama Aurora dalam beberapa waktu setelahnya. Inisiatif Angga Dwimas Sasongko ini berhasil membawa penonton merasakan apa yang dirasakan Aurora dan menjelajahi perspektif yang dimilikinya.


Selain itu, penataan dan pemilihan musik menjadi penunjang yang sangat baik dalam penceritaan film ini. Hal ini berhasil membuat penonton terbawa emosi dengan adegan dalam film. Sangat wajar jika penataan dan pemilihan musik dalam film ini sangat 'pecah'. Sebab ditangani langsung oleh Abel Huray, seorang penata yang juga menata musik dalam film garapan Angga Dwimas Sasongko lainnya yang berjudul "Mencuri Raden Saleh” (2022). Dari film tersebut, Abel meraih penghargaan Penata Musik Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia tahun 2022.


Film berdurasi 106 menit ini menjadi ajang eksperimen bagi M. Irfan Ramli sebagai penulis skenario dan juga Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara. Kedua insan perfilman Indonesia ini bereksperimen dalam film ini dengan menyuguhkan cerita yang dibagi menjadi beberapa bagian dan alur yang membobol lini waktu. Dengan kata lain, film ini berjalan dengan plot maju-mundur (acak). 


Angga Dwimas Sasongko mengungkapkan bahwa hal ini yang membedakan antara film ini dengan film sebelumnya. Ia menjelaskan bahwa jika film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” (2020) berjalan secara acak, namun masih dapat dengan mudah diidentifikasi. Sedangkan film ini berjalan secara acak tanpa ada identifikasi. Hal ini dilakukan karena penonton ingin diajak terlibat dengan tokoh dalam film sepanjang film tersebut berjalan dan tidak perlu memahami lini waktu film. Metode penceritaan inilah yang dicoba oleh Angga Dwimas Sasongko dan M. Irfan Ramli dalam film ini.


Uniknya, film yang mengambil setting di Kota London ini justru tidak kehilangan jati dirinya sebagai film Indonesia, sebab tetap terasa relate dengan kondisi penonton di Indonesia. Kekuatan karakter yang dibangun dengan sangat apik yang berpadu dengan pemeran yang mendalami karakter itu menghasilkan karakter Aurora yang menjadi fokus di sepanjang film. Perantauan Aurora ke London adalah hal yang membuka jati diri sebenarnya dari Aurora. Selain itu, perantauan Aurora juga menjadi jawaban atas makna rumah dan keluarga yang ia cari selama ini.


Film ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap orang memiliki keluarganya masing-masing. Keluarga dimaknai sebagai orang-orang yang selalu ada untuk kita, mendukung setiap keputusan yang kita ambil dan menerima kita apa adanya tanpa menuntut sesuatu apapun. Sehingga, belum tentu “keluarga biologis” yang kita miliki bisa kita sebut sebagai keluarga. Selain itu, film ini juga mengajarkan kepada kita bahwa setiap orang memiliki tempat kembali yang disebut rumah. Sebab rumah adalah  tempat kita merasa nyaman untuk kembali dan berkumpul dengan orang-orang yang kita sebut sebagai keluarga.  Oleh karena itu, rumah “masa kecil” belum tentu kita bisa sebut sebagai rumah. 


Continue reading Review Film Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang (2023)

Strawerry Generation: Bagaimana Perspektif Psikologi?

 



Psikologi secara etimologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu psyche (yang berarti jiwa) dan logos (yang berarti ilmu). Artinya, secara etimologi psikologi didefinisikan sebagai ilmu tentang jiwa. Sedangkan secara terminologi, psikologi didefinisikan sebagai ilmu tentang perilaku dan proses mental. Perilaku sendiri bermakna sebagai sesuatu yang dilakukan oleh orang baik perkataan maupun perbuatan. Sedangkan proses mental dimaknai sebagai pengalaman internal seseorang dalam bentuk aktivitas berpikir, merasa, mempersepsi, dan lain-lain.


Ilmu psikologi membahas berbagai isu dan fenomena yang terjadi di masyarakat, seperti fenomena strawberry generation. Kasali (2018) mendefinisikan strawbery generation sebagai generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati. Singkatnya, Kasali (2018) mendefinisikan strawberry generation sebagai generasi masa kini yang manja namun kreatif. Generasi ini dianalogikan dengan buah strawberry sebab generasi sangat indah secara kasat mata, namun lembek, rapuh, dan mudah hancur. Kasali (2018) juga menyebutkan bahwa munculnya fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.

1.    Self diagnose tanpa melibatkan ahli

Melimpahnya informasi yang beredar di sosial media membat generasi masa kini lebih banyak terpapar dan menyerap informasi layaknya spons yang menyerap air. Dengan kata lain, generasi masa kini menyerap informasi apapun yang diterimanya, walaupun kadang belum tepat, yang kemudian coba dicocok-cocokkan antara informasi yang diterima melalui media sosial dan apa yang terjadi kepada dirinya. Hal ini akan menyebabkan generasi masa kini berpikir berlebih (overthinking).

2.    Gaya pengasuhan orang tua terkait kondisi keluarga

Dibesarkan dalam keluarga yang sejahtera mesti disyukuri tetapi berakibat juga pada beberapa hal. Pertama, orang tua pada keluarga sejahtera cenderung memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya. Kedua, waktu orang tua dengan keluarga akan dikompensasikan dalam bentuk materi (seperti uang). Padahal orang tua harus tetap meluangkan waktunya bersama keluarga dan tidak dapat dikompensasi. Ketiga, orang tua sudah tidak terbiasa memberi punishment atas kesalahan-kesalahan anaknya. Keempat, setting unrealistic expectation yaitu situasi ketika orangtua memberi ekspektasi berlebihan kepada anak terkait kehidupan dengan menyebutnya sebagai “si paling hebat” dan sejenisnya. Padahal dalam kenyataannya, anak-anak ini akan menghadapi situasi lebih besar dan lebih sulit. Anak akan bertemu dengan orang-orang yang lebih hebat dan pandai dari diri mereka. Akibatnya, anak-anak akan lebih mudah kecewa dan lebih mudah tersinggung karena perbedaan kondisi di dalam dan di luar rumah.

3.    Narasi orang tua yang kurang berpengetahuan

Akhir-akhir ini jumlah orangtua yang mengatakan anaknya moody makin meningkat. Akibatnya, setelah anak-anak itu besar nanti mereka akan percaya dengan pelabelan atas dirinya itu.

4.    Mudahnya generasi masa kini untuk lari dari kesulitan

Perlu diketahui oleh generasi muda bahwa kemenangan yang sebenarnya adalah ketika berhasil menangani dan menyelesaikan kesulitan yang dihadapi. Lari dari kesulitan justru akan membuat kesulitan tersebut membesar dan makin sukar diselesaikan.

 

Dalam perspektif psikologi, fenomena strawberry generation berkaitan dengan konsep resiliensi. Hendriani (2022) menyebutkan bahwa menurut Grotberg, resiliensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi serta kapasitas manusia untuk menghadapi dan memecahkan masalah setelah mengalami kesengsaraan. Reivich dan Shatte dalam Hendriani (2022) menjelaskan bahwa resiliensi ditandai oleh sejumlah karakteristik, seperti: Adanya kemampuan menghadapi kesulitan, ketangguhan menghadapi stres ataupun bangkit dari trauma yang dialami.

 

Resiliensi pada remaja dan anak adalah periode yang penting dan menjadi dasar dari masa dewasa, perubahan individu dan perkembangan selama hidup (Budiyati dan Oktaviant, 2020). Menurut Missasi dan Izzati (2019), resiliensi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yaitu: 1) Spiritualitas; 2) Self Efficacy; 3) Self Esteem; 4) Optimisme; 5) Dukungan sosial. Jaeh & Madihie (2019) menjelaskan bahwa terdapat 5 komponen resiliensi pada remaja yaitu keberartian, kegigihan, kepercayaan pada diri sendiri, kesabaran, keberadaan kesendirian.

 

Kasali (2018) memberikan beberapa alternatif solusi atas fenomena tersebut di atas yaitu sebagai berikut.

1.    Anak muda perlu selalu memperbarui literasi yang dimiliki

Di jaman informasi sangat cepat beredar saat ini, memvalidasi kebenaran dari setiap informasi dengan berbagai cara adalah kewajiban yang harus dilakukan

2.    Hati-hati dalam melakukan self diagnose

Hadapilah sebuah situasi dengan sekuat tenaga karena ujian merupakan hal yang biasa terjadi. Hati-hati terhadap perangkap sosial media, sebab bisa membuat orang menjadi caper dan menceritakan masalah yang dihadapinya, kadang dengan melebih-lebihkan sesuatu.

3.    Orang tua harus memperkuat gaya pengasuhannya

Orang tua harus berperan agar anaknya menjadi generasi yang lebih baik dari dirinya. Jangan terlalu memanjakan anak dengan berlebihan. Berikan konsekuensi jika anak melakukan kesalahan. Mari memberi pemahaman akan banyak hal kepada anak-anak, berdampingan dengan teori pengetahuan. Keberhasilan anak-anak ke depan bukan sekedar dari pengetahuan, tetapi generasi berikutnya perlu menjadi orang yang eksploratif.

4.    Urgensitas peran pendidik

Seorang pendidik harus dapat mengembangkan situasi yang menyenangkan dalam pelajaran. Keberhasilan pada kehidupan tidak sekedar berdasar dari nilai yang bisa dicapai di kelas, mereka yang juara di kelas belum tentu akan menjadi juara dalam kehidupan.

 

Referensi

Kasali R. (2018). Strawberry Generation. Jakarta: Penerbit Mizan

Hendriani W. (2022). Resiliensi Psikologis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Prenada Media.

Continue reading Strawerry Generation: Bagaimana Perspektif Psikologi?

Selasa, 27 Desember 2022

Review Film The Big Four (2022)

Oleh : Ahmad Amirul Sir

Film The Big Four (2022) merupakan salah satu film yang dibuat atas kerjasama Netflix dengan Frontier Pictures. Film ini merupakan film bergenre action yang digarap oleh Timo Tjahjanto dan dibintangi oleh berbagai aktor serta aktris ternama Indonesia, seperti Abimana Aryasatya, Putri Marino, Lutesha, Arie Kriting, dan Kristo Immanuel. Film ini resmi rilis secara global di Netflix pada 15 Desember 2022 dan berhasil menduduki posisi puncak dalam deretan film yang tayang di Netflix dengan penonton terbanyak di 79 negara. 

Film The Big Four (2022) menceritakan tentang seorang detektif yang dikenal lurus menyelidiki kematian ayahnya dan mengikuti jejak hingga ke sebuah pulau tropis. Di sana, ia menemukan jati diri sesungguhnya sang ayah sebagai pemimpin kelompok pembunuh bayaran. Kini, ia dikejar musuh ayahnya, sehingga ia terpaksa bekerja sama dengan murid ayahnya terdahulu. Empat mantan pembunuh bayaran yang siap kembali membasmi musuh.

Film ini mengelaborasi unsur Gore dengan unsur komedi melalui berbagai adegan aksi yang dilakukan pemeran-pemerannya. Dari perspektif sinematografi, film ini terlihat seperti film Indonesia pada umumnya. Hal ini bisa dilihat dari teknik pengambilan gambar yang cukup eksploratif jika dibandingkan dengan film Indonesia pada umumnya, tetapi dalam hal kecepatan kamera dalam mengambil gambar, film ini cukup baik. Sebab dapat mengikuti adegan action yang disajikan pemeran.

Hal yang sejalan juga dapat dilihat pada penyajian alur cerita dan pendalaman karakter yang kurang eksploratif. Hal tersebut tampak melalui cerita yang disajikan dalam 30 menit pertama dari durasi film. Dengan cerita yang disajikan dalam durasi tersebut, penonton dapat dengan mudah menebak plot cerita keseluruhan film. Kejutan kemudian muncul kembali di 10 menit terakhir dari film, meskipun nyatanya kejutan yang dihadirkan masih belum bisa menimbulkan penonton penasaran atas kelanjutan ceritanya. Unsur komedi yang dihadirkan dalam berbagai dialog tokoh juga cukup bisa ditertawakan oleh banyak penonton, walaupun memang pada beberapa penonton nasib terkesan garing. 

Film ini juga masih belum memerhatikan beberapa hal-hal detail yang cukup krusial sebab berpengaruh pada kenaturalan akting dari pemeran. Hal-hal detail yang dimaksud seperti recoil dan berat senjata yang tampak cenderung kurang natural, seolah menyampaikan bahwa para pemeran benar-benar profesional dalam menggunakan senjata api. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah kebalikannya. Selain itu, dalam beberapa scene ledakan, masih kurang rasional. Hal ini dapat dilihat dari ledakan besar yang seharusnya juga berefek ke pemain, justru tidak menimbulkan efek sama sekali, sehingga menimbulkan ambiguitas dari efek yang disajikan.

Namun dari berbagai kekurangan tersebut, film ini memang patut diapresiasi dalam beberapa aspek, salah satunya seperti pewarnaan yang cukup apik jika dibandingkan dengan film-film Indonesia lainnya. Selain itu, adegan perkelahian dan penembakan yang ditampilkan cukup memuaskan, sehingga kualitasnya bisa disandingkan dan bersaing dengan film-film keluaran Hollywood. Oleh karena itu, film ini cukup baik untuk ditonton bersama. 

Film ini memberi banyak pesan. Pertama film ini mengajarkan untuk terus membela kebaikan dan kebenaran tanpa kompromi dan tanpa pandang bulu. Selain itu, film ini juga memberikan pesan betapa pentingnya peran keluarga. Meskipun tokoh dalam film tidak memiliki hubungan darah, tetapi dapat saling menjaga dan melindungi layaknya keluarga.
Continue reading Review Film The Big Four (2022)

Jumat, 02 September 2022

Review Film Mencuri Raden Saleh (2022)

Oleh : Ahmad Amirul Sir

Mencuri Raden Saleh (2022) adalah film Indonesia bergenre heist yang baru saja rilis pada 25 Agustus 2022 kemarin. Kamu bisa baca sinopsis mengenai film Mencuri Raden Saleh (2022) disini.


Sejak trailer-nya rilis pada 29 Juni 2022, sebagian besar penonton film di bioskop Indonesia telah menaruh ekspektasi besar pada film ini. Mengapa tidak, film berlatar konflik konflik perampokan ini dibintangi oleh aktor-aktor muda kawakan, seperti Iqbal Ramadhan, Angga Yunanda, Ari Irham, hingga Umay Shahab. Bukan hanya itu, penulisan naskah film ini dilakukan oleh Angga Dwimas Sasongko dan langsung disutradai oleh sutradara kawakan tanah air tersebut. Sejak rilis pada 29 Agustus 2022 hingga artikel ini naik muat, film ini sudah ditonton oleh hampir 800.000 penonton di seluruh bioskop Indonesia.

Film ini menawarkan sinematografi yang sangat apik dengan angle pengambilan gambar yang sangat ciamik. Seperi angle Piko (Iqbal Ramadhan) yang menuangkan cat dan melukis di kanvas, angle pengurasian lukisan, hingga angle penduplikasian truk ekspedisi yang dilakukan oleh Piko.

Selain itu, penataan suara juga didesain dengan sangat rapi, seperti yang ditunjukkan pada scene kejar-kejaran antara komplotan Raden Saleh dengan para polisi hingga scene baku pukul yang terjadi beberapa kali sepanjang film.

Kemudian penataan rias para pemeran dalam film ini yang sangat cocok dengan karakter yang mereka perankan. Contohnya Ari Irham dan Angga Umay Shahab yang memerankan Tuktuk dan Gofar. Kedua tokoh itu merupakan saudara sambung yang saban hari bekerja di bengkel orang tuanya. Dalam memerankan tokoh itu, mereka dirias menjadi pria kucel dan dekil. Selain itu, ada Rachel Amanda yang memerankan Fella, yaitu tokoh yang cerdas sehingga menjadi negosiator dan perencana yang baik. Dalam film tersebut, Rachel Amanda dirias menjadi sosok wanita yang elegan dan penuh kharisma.

Soal alur, film ini tidak memberi jeda pada penonton untuk menikmati film ini dengan tenang. Film ini berhasil membawa penontonnya untuk merasakan konflik batin yang dirasakan oleh tokoh-tokohnya. Bahkan penonton seolah olah terlibat dalam scene komplotan Raden Saleh untuk menyukseskan aksinya, mulai dari perencanaan sampai banyaknya plot twist yang beredar dalam film. Sedikit bocoran, film ini berakhir dengan credit scene dimana seorang polisi wanita menemukan markas Komplotan Raden Saleh dan mencoba mencari informasi intelijen mengenai komplotan ini. 
Continue reading Review Film Mencuri Raden Saleh (2022)

Jumat, 15 Juli 2022

Review Film Ranah 3 Warna (2022)

Oleh : Ahmad Amirul Sir

Film Ranah 3 Warna (2022) merupakan film yang diadopsi dari novel Ahmad Fuadi yang terbit pada Januari 2011 dengan judul yang sama. Film ini awalnya dijadwalkan akan rilis pada 2020, namun sayangnya diundur karena alasan pandemi COVID-19. Film ini tayang perdana secara terbatas pada 18 November 2021 dalam Jakarta Film Week sebagai film pembuka dan tayang di bioskop pada 30 Juni 2022.

Film ini diproduksi oleh MNC Pictures dan digarap oleh sutradara kenamaan Guntur Soeharjanto dan produser Widya Wardhani Ichram. Film ini diperankan oleh banyak artis muda kenamaan, seperti Arbani Yasiz, Teuku Rassya, Amanda Rawles, hingga Raim Laode. Sinopsis film ini dapat kamu akses disini.

Film Ranah 3 Warna ini perlu mendapat apresiasi dalam beberapa aspek, seperti lokasi syuting yang sangat mempesona. Mulai dari kampung halaman Alif di Maninjau, Yordania, hingga Quebec (Kanada). Terlebih dengan sudut pengambilan kamera yang pas dengan panorama alam lokasi syuting. Plot drama yang dibangun juga tidak terlalu monoton, namun juga tidak didramatisir. Sehingga, mampu membuat penonton terhanyut bersama jatuh-bangkit Alif dalam film.

Film ini membungkus dua buah 'mantra' istimewa yang didapatkan oleh Alif dari Ustadz-nya di pesantren, yaitu Man Jadda Wajada (من جد وجد) dan Man Shabara Zhafira (من صبر ظفير). Namun, kedua 'mantra' ini dimunculkan teramat sering dalam film, sehingga kurang halus dan menimbulkan kesan terlalu menggurui. Film ini juga dibangun dengan latar Minangkabau yang sangat kuat. Mulai dari pentas budaya oleh Raisa yang menampilkan Tari Piring dari Minangkabau, hingga bahasa yang digunakan Alif dan Randai.

Dengan latar tersebut, sehingga logat dan bahasa Minang sangat kental dalam film ini. Oleh karena itu, pemeran dituntut untuk menguasai bahasa tersebut. Bukan hanya bahasa Minang, tetapi juga bahasa Arab, Inggris, hingga Prancis. Hal ini yang jarang didapati penonton, bahkan dalam film Ngeri Ngeri Sedap (2022) yang bisa dibilang kental budaya Batak. Dalam hal pendalaman karakter, artis artis yang terlibat sebagai pemeran dalam film ini dapat dianggap berhasil mendalami karakter masing-masing, sehingga karakter yang dibawakan terlihat natural dan mulus, terlebih dengan penguasaan bahasa dan logat Minang yang cukup baik.

O ya, film yang sarat akan motivasi hidup ini juga dibumbui dengan kisah romansa yang dikemas dengan cukup baik, sehingga tidak merusak pesan yang ingin disampaikan. Sehingga membuat penonton muda gregetan. Istilah 'Ranah 3 Warna' yang menjadi judul film ini merujuk pada tanah yang dijejaki Alif dengan sepatu pemberian ayahnya, yaitu Bandung, Yordania, dan Quebec (Kanada). Sayangnya, scene ketika sepatu Alif menjejaki Quebec, tidak dimunculkan. Sehingga, pendalaman scene ini kurang dalam. 

Film ini mengajarkan banyak nilai kebaikan dan inspiratif. Bahwa hidup tidak selamanya berjalan mulus, sehingga harus dilalui dengan sabar dengan segala jatuh-bangkit yang ada. Selain itu, film ini juga mengajarkan untuk beradaptasi dengan lingkungan perantauan. Bahwa anak perantauan terkadang memendam perasaannya, terlebih ketika dalam hidup di perantauan hendak menyerah, kembali ke kampung halaman, hidup sederhana dan melupakan mimpi. Tetapi dengan merantau, perasaan rindu menjadi sangat bermakna.
Continue reading Review Film Ranah 3 Warna (2022)

Review Film Penyalin Cahaya (2021)


Oleh : Ahmad Amirul Sir

Penyalin Cahaya (2021) merupakan sebuah film bergenre drama thriller yang rilis pada 8 Oktober 2021 dan dapat ditonton melalui Netflix sejak 13 Januari 2022. Film berdurasi 130 menit ini diproduksi oleh Rekata Studios bersama Kaninga Pictures. Film yang digarap oleh sutradara Wregas Bhanuteja bersama produser Ajish Dibyo dan Adi Ekatama ini menyabet 12 Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2021 dan menembus ajang Internasional dengan tayang di Busan International Film Festival. Sinopsis film ini dapat diakses pada tautan ini.

Menjelang penayangannya di platform Netflix, film ini diterpa isu pelecehan seksual di masa lalu yang dilakukan oleh salah satu kru nya. Tim produksi langsung saja bertindak dengan menghapus nama kru yang dimaksud dari kredit film. Hal itu disampaikan dalam pernyataan resminya.

Ya, pelecehan seksual merupakan salah satu isu yang diangkat dalam film ini. Film ini berhasil membawa penonton ikut dalam aksi-aksi yang dilakukan Suryani, yang biasa dipanggil Sur, (Shenina Cinnamon) yang kehilangan beasiswanya setelah mabuk saat mengikuti pesta.

Alur yang dibangun dalam film ini sangat tidak terduga dan berhasil membuat penonton bertanya-tanya, siapakah dalang sebenarnya dibalik kejadian yang menimpa Sur. Dengan kata lain, film ini bertaburan plot twist yang tidak mudah ditebak. Belum lagi dengan ending yang tidak ditebak penonton.

Selain itu, penataan suara dan sudut pengambilan gambar dari film ini sangat menarik. Hal itu dapat terlihat dari scene-scene dalam film, ketika Sur mengumpulkan bukti-bukti ketidak bersalahannya.

Film ini menunjukkan bahwa seseorang yang terlihat biasa saja, memiliki 'sisi gelap' yang tidak kita sangka. Selain itu, film ini mengajarkan agar seseorang harus terus waspada pada siapa pun, kapan pun, dan dimana pun, terlebih dengan kehidupan metropolitan yang buas tanpa ampun. 

Bukan hanya itu, film ini menunjukkan bahwa tindakan pelecehan seksual bisa dilakukan oleh siapa pun, bisa terjadi kapan pun, dimana pun dan pada siapa pun. Film ini sangat cocok buat kamu yang sedang/hendak merantau ataukah kamu yang lagi lagi gabut, hehehe 
Continue reading Review Film Penyalin Cahaya (2021)